PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
KEGUNAAN MEDIA
1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar.
4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya.
5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
2. Pembelajaran dapat lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
8. Peran guru berubahan kearah yang positif
JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Berdasarkan Bahan / Material
Berdasarkan Alat
Berdasarkan Setting / Tempat
FUNGSI MASING-MASING JENIS MEDIA
Berdasarkan Bahan / Material : Mengkonkritkan informasi yang sifatnya masih verbal ( abstrak )
Berdasarkan Alat : Memproyeksikan gambar agar lebih diingat karena tingkatannya lebih konkret
Berdasarkan Setting Lingkungan / Suasana : Pembelajaran lebih dihayati dan dirasakan proses maupun peristiwanya
CIRI & KARAKTERISTIK MASING-MASING JENIS MEDIA
o BAHAN / MATERIAL
Positif
Relatif lebih mudah tersedia
Lebih terjangkau
Mudah dibawa
Mudah digunakan
Negatif
Kurang efektif & tercapai
Perlu waktu pembelajaran yang lebih lama
Menuntut pengulangan pembelajaran
o ALAT
Positif
Efektif dalam proses pembelajaran
Dapat digunakan berulang-ulang
Lebih efisien dalam memahamkan materi kepada siswa
Negatif
Sulit tersedia
Hanya untuk golongan tertentu
Resiko sulit dibawa ( alat tertentu )
Butuh skill untuk mengoperasikannya
o SETTING / TEMPAT
Positif
Pembelajaran praktik lapangan
Ketersampaian materi lebih banyak
Materi lebih dihayati
Dapat mengetahui proses & peristiwanya
Negatif
Membutuhkan waktu yang sangat banyak
Membutuhkan tenaga & konsentrasi yang lebih
Pengeluaran uang yang banyak, jika berada ditempat yang jauh
PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN MEDIA
1. DASAR-DASAR PERTIMBANGAN
Kebutuhan
Karakteristik siswa
Kesesuaian dengan materi yang akan diberikan
Tujuan yang akan dicapai
2. KRITERIA PEMILIHAN MEDIA
A. Oleh Dick and Carey :
Ketersediaan media
(buy or creative)
Keluwesan media
Efektivitas dan Efisiensi
B. Oleh Arif Sadiman :
ACTION, yaitu akronim dari; access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
1. Access.
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid?
2. Cost.
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek menfaatnya.
3. Technology.
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya?
4. Interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas.
5. Organization.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya
6.
Novelty.
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
3. PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA
Oleh Anderson :
• Identifikasi informasi = pesan yang akan disampaikan apakah akan berfungsi sebagai sarana belajar atau mengajar
• Penentuan = informasi apa yang akan disampaikan ?
• Menentukan srategi instruksional = apakah ingin memberikan pengalaman belajar sikap, keterampilan fisik, atau kognitif
Oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad :
PEMILIHAN MEDIA BERDASARKAN SIFAT TUGAS PEMBELAJARAN
PEMILIHAN MEDIA MENURUT ISI PELAJARAN
PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH MEDIA PEMBELAJARAN?
Ada sejumlah pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Untuk lebih mudah mengingatnya, pertimbangan tersebut dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari; access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
- Access.
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga Fasilitator/Pengajar, dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh akses
- Cost.
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita. Media canggih biasanya mahal. Namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek menfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
- Technology.
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual di kelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
- Interactivity.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajarantersebut.
- Organization.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah di sekolah ini tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?
- Novelty.
Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
DAFTARPUSTAKA
De Porter, Bobbi & Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, KAIFA Bandung, 1999.
Sadiman Arief, Media Pendidikan, Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatan, Rajawali , Jakarta, 1990.
Wen, Sayling, Future of The Media, Memahami Zaman Teknologi Informasi, Lucky Publisher, Batam Centre, 2003.
Sumber : Pustekom 2006, Infomedia 2006
Minggu, 30 Januari 2011
Lihatlah....
1. Analisis Pengaruh Transmisi Pemikiran Yunani ke dalam Islam
Semangat agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan, terekspresi pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah, khususnya pada waktu khalîfah al-Mafmûn (berkuasa sejak 813-833 M). Penerjemahan buku-buku non-Arab ke dalam bahasa Arab terjadi secara besar-besaran dari awal abad kedua hingga akhir abad keempat hijriyah. Perpustakaan besar Bait Al-Hikmah didirikan oleh khalîfah al-Mafmûn di Baghdad yang kemudian menjadi pusat penerjemahan dan intelektual. Sebuah perpustakaan yang sangat bagus sekali yang tidak didapatkan contohnya di dalam kebudayaan Eropa Barat. Para penerjemah yang pada umumnya adalah kamu Nasrani dan Yahudi bahkan penyembah bintang digaji dengan harga yang sangat tinggi.
Buku-buku yang ditejemahkan terdiri dari berbagai bahasa, mulai dari bahasa Yunani, Suryânî, Persia, Ibrânî, India, Qibti, Nibti dan Latin. Keberagaman sumber pengetahuan dan kebudayaan inilah yang kemudian membentuk corak filsafat Islâm selanjutnya. Dan perlu diakui bahwa di antara banyak pengetahuan dan kebudayaan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, karya-karya klasik Yunani adalah yang paling banyak menyita perhatian. Khususnya karya-karya filsuf besar Yunani seperti Plato dan Aristoteles. Beberapa karya dari kebudayaan Persia dan India hanya meliputi masalah-masalah astronomi, kedokteran dan sedikit tentang ajaran-ajaran agama. Seperti karya al-Birûni (w. 1048), sejarahwan dan astronom muslim terkemuka, Tahqîq mâ li al-Hind min Maqûlah (Kebenaran Ihwal Kepercayaan Rakyat India). Dalam tulisannya itu ia menguraikan kepercayaan fundamental orang-otang Hindu dan menyejajarkannya dengan filsafat Yunani. Atau terjemahan Ibn al-Muqaffa‘ (w. 759) yang berjudul Kalilah wa Dimnah (Fabel-fabel Tentang Guru) diterjemahkan dari bahasa Sanskerta yang merupakan penegetahuan sastra Persia.
Seperti yang dikatakan oleh Shaliba dalam bukunya, al-falsafah al-eArabiyah, terbentuknya filsafat Islâm terjadi dalam dua tahap. Pertama tahap penerjemahan dan kedua tahap produksi pengetahuan atau pemikiran. Setelah melewati tahap penerjemahan maka mulailah bermunculan filsuf-filsuf Islâm yang mengambil jalur metode filsafat Yunani seperti yang dimulai dari al-Kindi hingga ibnu Khaldûn.Menurut Fazlur Rahman, yang disebut filsafat Islâm dalam hubungannya dengan filsafat Yunani harus dilihat dalam konteks hubungan gbentuk-materi. Jadi filsafat Islâm sebenarnya adalah filsafat Yunani secara material namun diaktualkan dalam bentuk sistem yang bermerek Islâm. Sehingga dengan demikian tidaklah mungkin untuk mengatakan bahwa filsafat Islâm hanya merupakan carbon copy dari filsafat Yunani atau Helenisme.Sementara Shaliba yang kurang lebih sependapat dengan pendapat Rahman, ia mengatakan bahwa salah satu perbedaan filsafat Islâm dengan Yunani ada pada maksud dan tujuannya. Menurutnya, tujuan dari filsafat Yunani adalah lebih dilatarbelakangi nilai estetis sementara dalam filsafat Islâm karena dorongan ajaran agama (Islâm) . Dari sini dapat didapat bahwa pemikiran Yunani masuk ketika Islam mulai mengembangkan wilayah kekuasaannya sampai ke eropa, sehingga banyak mendaptakan ilmu dan pengalaman baru.
2. Analisis Pandangan Tokoh Filsafat Antara Wahyu (Agama) dengan Akal
Menurut Al-Kindi, (796-873M) antara akal dan agama tak ada pertentangan. Akal berusaha mencari akal ia artikan sebagai pembahasan tentang yang benar (al-bahs'an al-haqq). Agama dalam pada itu juga menjelaskan yang benar. Maka kedua-duanya membahas yang benar. Selanjutnya filsafat dalam pembahasannya memakai akal dan agama, dan dalam penjelasan tentang yang benar juga memakai argumen-argumen rasional. Menurut pemikiran filsafat kalau ada yang benar maka mesti ada "Yang Benar Pertama" (al-Haqq al-Awwal). Yang Benar Pertama itu dalam penjelasan Al-Kindi adalah Tuhan.
Filsafat dengan demikian membahas soal Tuhan dan agama. Filsafat yang termulia dalam pendapat Al-Kindi adalah filsafat ketuhanan atau teologi. Mempelajari teologi adalah wajib dalam Islam. Karena itu mempelajari filsafat, dan berfalsafat tidaklah haram dan tidak dilarang, tetapi wajib. Dengan filsafat "al-Haqq al-Awwal"nya, al-Kindi, berusaha memurnikan keesaan Tuhan dari arti banyak. Al-haqiqah atau kebenaran, menurut pendapatnya, adalah sesuainya apa yang ada di dalam akal dengan apa yang ada diluarnya, yaitu sesuainya konsep dalam akal dengan benda bersangkutan yang berada di luar akal. Benda-benda yang ada di luar akal merupakan juz'iat (kekhususan, particulars). Yang penting bagi filsafat bukanlah benda-benda atau juz'iat itu sendiri, tetapi yang penting adalah hakikat dari juz'iat itu sendiri. Hakikat yang ada dalam benda-benda itu disebut kulliat (keumuman, universals).Tiap-tiap benda mempunyai hakikat sebagai juz'i (haqiqah jaz'iah) yang disebut aniah dan hakikat sebagai kulli, (haqiqah kulliah) yang disebut mahiah, yaitu hakikat yang bersifat universal dalam bentuk jenis.
Semangat agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan, terekspresi pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah, khususnya pada waktu khalîfah al-Mafmûn (berkuasa sejak 813-833 M). Penerjemahan buku-buku non-Arab ke dalam bahasa Arab terjadi secara besar-besaran dari awal abad kedua hingga akhir abad keempat hijriyah. Perpustakaan besar Bait Al-Hikmah didirikan oleh khalîfah al-Mafmûn di Baghdad yang kemudian menjadi pusat penerjemahan dan intelektual. Sebuah perpustakaan yang sangat bagus sekali yang tidak didapatkan contohnya di dalam kebudayaan Eropa Barat. Para penerjemah yang pada umumnya adalah kamu Nasrani dan Yahudi bahkan penyembah bintang digaji dengan harga yang sangat tinggi.
Buku-buku yang ditejemahkan terdiri dari berbagai bahasa, mulai dari bahasa Yunani, Suryânî, Persia, Ibrânî, India, Qibti, Nibti dan Latin. Keberagaman sumber pengetahuan dan kebudayaan inilah yang kemudian membentuk corak filsafat Islâm selanjutnya. Dan perlu diakui bahwa di antara banyak pengetahuan dan kebudayaan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, karya-karya klasik Yunani adalah yang paling banyak menyita perhatian. Khususnya karya-karya filsuf besar Yunani seperti Plato dan Aristoteles. Beberapa karya dari kebudayaan Persia dan India hanya meliputi masalah-masalah astronomi, kedokteran dan sedikit tentang ajaran-ajaran agama. Seperti karya al-Birûni (w. 1048), sejarahwan dan astronom muslim terkemuka, Tahqîq mâ li al-Hind min Maqûlah (Kebenaran Ihwal Kepercayaan Rakyat India). Dalam tulisannya itu ia menguraikan kepercayaan fundamental orang-otang Hindu dan menyejajarkannya dengan filsafat Yunani. Atau terjemahan Ibn al-Muqaffa‘ (w. 759) yang berjudul Kalilah wa Dimnah (Fabel-fabel Tentang Guru) diterjemahkan dari bahasa Sanskerta yang merupakan penegetahuan sastra Persia.
Seperti yang dikatakan oleh Shaliba dalam bukunya, al-falsafah al-eArabiyah, terbentuknya filsafat Islâm terjadi dalam dua tahap. Pertama tahap penerjemahan dan kedua tahap produksi pengetahuan atau pemikiran. Setelah melewati tahap penerjemahan maka mulailah bermunculan filsuf-filsuf Islâm yang mengambil jalur metode filsafat Yunani seperti yang dimulai dari al-Kindi hingga ibnu Khaldûn.Menurut Fazlur Rahman, yang disebut filsafat Islâm dalam hubungannya dengan filsafat Yunani harus dilihat dalam konteks hubungan gbentuk-materi. Jadi filsafat Islâm sebenarnya adalah filsafat Yunani secara material namun diaktualkan dalam bentuk sistem yang bermerek Islâm. Sehingga dengan demikian tidaklah mungkin untuk mengatakan bahwa filsafat Islâm hanya merupakan carbon copy dari filsafat Yunani atau Helenisme.Sementara Shaliba yang kurang lebih sependapat dengan pendapat Rahman, ia mengatakan bahwa salah satu perbedaan filsafat Islâm dengan Yunani ada pada maksud dan tujuannya. Menurutnya, tujuan dari filsafat Yunani adalah lebih dilatarbelakangi nilai estetis sementara dalam filsafat Islâm karena dorongan ajaran agama (Islâm) . Dari sini dapat didapat bahwa pemikiran Yunani masuk ketika Islam mulai mengembangkan wilayah kekuasaannya sampai ke eropa, sehingga banyak mendaptakan ilmu dan pengalaman baru.
2. Analisis Pandangan Tokoh Filsafat Antara Wahyu (Agama) dengan Akal
Menurut Al-Kindi, (796-873M) antara akal dan agama tak ada pertentangan. Akal berusaha mencari akal ia artikan sebagai pembahasan tentang yang benar (al-bahs'an al-haqq). Agama dalam pada itu juga menjelaskan yang benar. Maka kedua-duanya membahas yang benar. Selanjutnya filsafat dalam pembahasannya memakai akal dan agama, dan dalam penjelasan tentang yang benar juga memakai argumen-argumen rasional. Menurut pemikiran filsafat kalau ada yang benar maka mesti ada "Yang Benar Pertama" (al-Haqq al-Awwal). Yang Benar Pertama itu dalam penjelasan Al-Kindi adalah Tuhan.
Filsafat dengan demikian membahas soal Tuhan dan agama. Filsafat yang termulia dalam pendapat Al-Kindi adalah filsafat ketuhanan atau teologi. Mempelajari teologi adalah wajib dalam Islam. Karena itu mempelajari filsafat, dan berfalsafat tidaklah haram dan tidak dilarang, tetapi wajib. Dengan filsafat "al-Haqq al-Awwal"nya, al-Kindi, berusaha memurnikan keesaan Tuhan dari arti banyak. Al-haqiqah atau kebenaran, menurut pendapatnya, adalah sesuainya apa yang ada di dalam akal dengan apa yang ada diluarnya, yaitu sesuainya konsep dalam akal dengan benda bersangkutan yang berada di luar akal. Benda-benda yang ada di luar akal merupakan juz'iat (kekhususan, particulars). Yang penting bagi filsafat bukanlah benda-benda atau juz'iat itu sendiri, tetapi yang penting adalah hakikat dari juz'iat itu sendiri. Hakikat yang ada dalam benda-benda itu disebut kulliat (keumuman, universals).Tiap-tiap benda mempunyai hakikat sebagai juz'i (haqiqah jaz'iah) yang disebut aniah dan hakikat sebagai kulli, (haqiqah kulliah) yang disebut mahiah, yaitu hakikat yang bersifat universal dalam bentuk jenis.
pusi LYLA
KUMPULAN PUISI
By
SITI KHOLILAH
LUKISAN KESEDIHAN
Mengintai perjalanan matahari
Aku hanya diam menunggu kepastian
Sedang matahari meninggalkan dengan
Jejak heningnya …
Membenamkan diri dibalik awan
Di sepanjang ufuk barat
Hanya tersimpan sendu dan luka
Senja sendirian merapat terpejamnya malam
Terlelap dalam kekhawatiran teramat
Terhadap dendam pada setiap kepala
Ataukah pada diri sendiri
Malam sepi bintang tak bersinar
Membuka mata hati
Yang tak bersinar dalam kehampaan
Matahari memburu waktuku
Di ujung timur
SESALKU
Kepada siapa aku mengadu
Sedang langkah kakiku terseok-seok
Menempuh jalan beribu mil
Kepada siapa hendak kuceritakan
Bahwa hidup adalah perjuangan
Berates jejak berkarat hilang
Tak kutemukan…
Ingin kutulis sebuah dosaku
Jika itu bias kutulis di catatan harianku
Tuhan hanya Kaulah tempatku
Mengadu…
Kutemukan kesejukan di jiwaku
Kutahu bahwa dosaku
Tak mungkin terhitung oleh jari
Menyesal tiada guna
Jika hidup tak diperjuangkan
LUKA
Ketika sang malam mendera pekat
Sepinya malam-malam kesendirianku
Dinginnya malam-malam
Membekukan luka tak kunjung sembuh…
Mata ini tak mampu tuk menangis
Namun hati terus menangis pilu
Mencari kekuatan untuk terus berjalan
Meredam pekik derita hati
Ku berjakan tengah mengukur mimpi
Berdiri tersentak lari menggamit ilusi
Mengejar sinar bulan dan bintang
Yang tak mungkin bisa kugapai
Cintamu memberiku segalanya
Bagai kabut yang selalu menyelimuti bumi
Hingga hari esok tak jua
Kutemukan dirimu…
Berharap sangat…
Hadirmu akan menjadi segalanya bagiku…
Namun semua itu hanyalah ilusi
Kau pergi untuk segalanya
Untukmu ayah handaku
SENYUM
Masih kuingat senyum manismu
Di pagi hari…
Seperti sinar matahari menghangati dunia
Begitu hangat sejuk terasa
Merasuk dalam rlung hati terdalam
Indah, damai, senang dan bimbang
Semua rasa bercampur dalam hatiku
sekilas kutatap langit biru dengan tenang…
kini berubah menjadi kelabu
dan senyum itu…
ku terdiam berfikir sejenak
untukku kah senyum itu?
Atau hanya sekedar sapaan
Entahlah akau tak mengerti semua itu
Kulihat lagi senyum di bibir mungilmu
Tersimpul indah seindah panorama pagi
Jika itu bukan untukku
Tapi mengapa tersenyum kepadaku?
By
SITI KHOLILAH
LUKISAN KESEDIHAN
Mengintai perjalanan matahari
Aku hanya diam menunggu kepastian
Sedang matahari meninggalkan dengan
Jejak heningnya …
Membenamkan diri dibalik awan
Di sepanjang ufuk barat
Hanya tersimpan sendu dan luka
Senja sendirian merapat terpejamnya malam
Terlelap dalam kekhawatiran teramat
Terhadap dendam pada setiap kepala
Ataukah pada diri sendiri
Malam sepi bintang tak bersinar
Membuka mata hati
Yang tak bersinar dalam kehampaan
Matahari memburu waktuku
Di ujung timur
SESALKU
Kepada siapa aku mengadu
Sedang langkah kakiku terseok-seok
Menempuh jalan beribu mil
Kepada siapa hendak kuceritakan
Bahwa hidup adalah perjuangan
Berates jejak berkarat hilang
Tak kutemukan…
Ingin kutulis sebuah dosaku
Jika itu bias kutulis di catatan harianku
Tuhan hanya Kaulah tempatku
Mengadu…
Kutemukan kesejukan di jiwaku
Kutahu bahwa dosaku
Tak mungkin terhitung oleh jari
Menyesal tiada guna
Jika hidup tak diperjuangkan
LUKA
Ketika sang malam mendera pekat
Sepinya malam-malam kesendirianku
Dinginnya malam-malam
Membekukan luka tak kunjung sembuh…
Mata ini tak mampu tuk menangis
Namun hati terus menangis pilu
Mencari kekuatan untuk terus berjalan
Meredam pekik derita hati
Ku berjakan tengah mengukur mimpi
Berdiri tersentak lari menggamit ilusi
Mengejar sinar bulan dan bintang
Yang tak mungkin bisa kugapai
Cintamu memberiku segalanya
Bagai kabut yang selalu menyelimuti bumi
Hingga hari esok tak jua
Kutemukan dirimu…
Berharap sangat…
Hadirmu akan menjadi segalanya bagiku…
Namun semua itu hanyalah ilusi
Kau pergi untuk segalanya
Untukmu ayah handaku
SENYUM
Masih kuingat senyum manismu
Di pagi hari…
Seperti sinar matahari menghangati dunia
Begitu hangat sejuk terasa
Merasuk dalam rlung hati terdalam
Indah, damai, senang dan bimbang
Semua rasa bercampur dalam hatiku
sekilas kutatap langit biru dengan tenang…
kini berubah menjadi kelabu
dan senyum itu…
ku terdiam berfikir sejenak
untukku kah senyum itu?
Atau hanya sekedar sapaan
Entahlah akau tak mengerti semua itu
Kulihat lagi senyum di bibir mungilmu
Tersimpul indah seindah panorama pagi
Jika itu bukan untukku
Tapi mengapa tersenyum kepadaku?
tookoh pendidikan
A. RIWAYAT HIDUP
Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA atau Azra, lahir di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatra Barat, pada 4 Maret 1955, dari pasangan Azikar dan Ramlah. Terlahir sebagai anak ke 3 dari keluarga yang sangat agamis. Sejak kecil Azra dididik kedua orang tuanya untuk mencintai ilmu pengetahuan. meskipun kondisi finansial keluarganya termasuk pas-pasan, keluarga ini tetap mementingkan pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Sejak kecil Azra mengenyam pendidikan.[1] Melalui ayahnya pula ia dididik mencintai ilmu. Kedua orang tuanya menyadari betul bahwa mereka tidak dapat mewariskan dan membekali dengan harta benda kepada anak-anaknya.
Pendidikan Azra diawalai dari Sekolah Dasar yang berada di dekat rumahnya. Sejak kecil Azra dikenal sebagai anak yang rajin dan pandai, bahkan ia sudah mampu membaca sebelum masuk sekolah. Hal ini karena ia terbiasa membaca sebelum memasuki Sekolah Dasar. Menurut Azra, gurunya pun heran akan kemampuan membacanya tersebut, karena di SD dia tidak perlu belajar membaca lagi sebagaiman dilakukan teman-temannya.
Kemudian Sekolah Menengah Pertamanya dilanjutkan di Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (SPGAN) Padang. Di Sekolah Menengah Pertama ini bakat Azra mulai kelihatan, yakni di bidang ilmu hitung atau matematika. Berkat kemampuan inilah ia mendapat julukan dari teman-temannya sebagai "Pak Karniyus"; nama guru Aljabar dalam Ilmu Ukur di sekolahnya. Kalau Pak Karniyus tidak datang, maka Azra yang menggantikannya mengajar di depan kelas.[2]
Setelah menyelesaikan sekolahnya di PGAN pada tahun 1975, ayahnya memintanya melanjutkan studi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padang, namun dia tidak memiliki minat untuk melaksanakan amanah sang ayah, karena ia lebih suka Grafindo belajar sejarah di Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendiidkan (IKIP), atau belajar sejarah di Universitas Andalas.
Namun demikian, sang ayah tetap meginginkan dia melanjutkan di IAIN Padang, akhirnya ia melnjutkan kuliah dengan catatan ia mengambil kuliah di IAIN Jakarta. Ia menyadari betul keadaan geografis kota metropolitan yang sangat kondusif untuk mengembangkan tradisi intelektualnya yang dia impikan. Ia ingin meneruskan kiprah para tokoh Minang yang sudah lebih dulu merantau dan sukses seperti Muhammad Natsir, Buya Hamka, dan tokoh minang lainnya.
Saat kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Azra sudah dikenal sebagai seorang aktivis, baik di organisasi intra maupun ekstra Universitas. Pertama kali ia terpilih sebagai ketua Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakrta, dan terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat periode 1981-1982. Meski dia banyak terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan, ia juga terkenal sebagai pemikir atau intelektual.
Sebagai bukti dari intelektual Azra adalah keterlibatannya di dunia jurnalistik atau tulis menulis di media masa, tanpa meninggalkan aktifitasnya di kampus. Saat itu dia telah bergabung di majalah Panji Masyarakat sebagai wartawan,. Ia menuliskan gagasannya dalam karya tulis dan juga ia mulai aktif menulis kolom sejak usia muda. Kemampuan dan produktivitasnya menulis berlanjut hingga kini di sela-sela kesibukannya sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dewan Kehormatan dalam berbagai organisasi bertaraf nasional maupun internasional. Bahkan hingga kini dia menjadi salah satu intelektual Muslim yang paling produktif menulis. Kapasitas dan kapabilitas intelektual Azra antara lain adalah dipercaya sebagai Rektor IAIN, lau Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakrta selama dua periode (1998-2002 dan 2002-2006). Karirnya dalam dunia intelektual dimulai dari menjadi wartawan majalah Panji Masyarakat (1979-1985), Dosen pasca sarjana Fakultas Adab dan Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1992- sekarang), Guru Besar Sejarah Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pembantu Rektor I IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1998). Ia juga merupakan orang Asia Tenggara pertama yang diangkat sebagai Profesor Fellow di Universitas Malbourne Australia (2004-2009), dan anggota Dewan Penyantun (Board of Trustees) International Islamic University Islamabad di Pakistan (2004-2009).
B. PEMIKIRAN DAN PANDANGAN DI BIDANG PENDIDIKAN
1. Penddidikan Sebagai Prasyarat Pembentukan Masyarakat Madani
Bagi Azra, pendidikan adalah satu-satunya jalan untuk mengajak seseorang keluar dari kemiskinan dan kehancuran. Sebagai Muslim yang taat, ia meyakini anjuran Islam akan pentingnya pendidikan bagi setiap umat. Seraya mengutip ayat al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. pertama kali, yaitu "Iqra'' yang artinya "Bacalah" yang terdapat dalam surat al-Alaq ayat 1-5. [3]Seruan ini menurutnya sangat fundamental untuk diamalkan agar umat Islam menjadi "berpengetahuan" (literate) dan tidak menjadi umat yang buta pengetahuan (iliterate). Ia sangat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan yang tersirat dalam Surah al-Zumar ayat 9, dan juga Hadits yang menekankan bahwa 'menuntut ilmu adalah kewajiban umat Muslim'.[4]
Azra menegaskan bahwa kemajuan bangsa tidak akan terwujud tanpa pendidikan. Karena pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi juga membentuk kesadaran mereka akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Pendidikan juga membuka cakrawala pengetahuan tentang keragaman atau multikulturalisme dunia.[5]
Azra mengatakan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab negara dan masyarakat meiliki keterlibatan yang besar, sehingga memperkuat "people to people network" yang mendukung partisipasi ekonomi, politik, dan sosial yang pada giliranya memperkuat civil society. kemudian Azra menjelaskan bahwa cara paling strategis untuk "mengalami" demokrasi adalah pendidikan demokrasi democracy education), yang secara subtantif meliputi sosialisasi, diseminasi dan aktualisasi konsep, sisitem, nilai, budaya, dan praktik demokrasi melalui pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan kewargaan yang meliputi segi-segi tertentu sangat identik pula dengan dengan pendidikan demokrasi.[6] Karena pendidikan kewargaan meliputi pembahasan tentang pemerintah, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, dan hak serta kewajiban negara. Kesemua unsur tersebut bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan civic culture yang juga merupakan salah satu tujuan dari pendidikan kewargaan (civic education).[7]
2. Pendidikan Multikultural
Menurut Azra, seiring runtuhnya rezim Suharto dan tumbuhnya iklim demokrasi, Indonesia saat ini membutuhkan pendidikan demokrasi atau pendidikan kewargaan dan pendidikan multibudaya (multicultural education). Pendidikan kewargaan telah berkembang di lingkngan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia, sedangkan pendidikan multibudaya masih menjadi wacana baru. Oleh karena itu menurutnya, masih banyak hal yang dilakukan untuk mewujudkan pendidikan multibudaya ini di Indonesia.
Untuk konteks pendidikan agama, menurut Azra, pendidikan multibudaya ini sangat diperlukan untuk mendukung hakekat pendidikan agama di sekolah-sekolah umum. Hal ini desebabkan sebagian orang melihat pendidikan agama kurang berhasil dalam membentuk prilaku dan sikap keagamaan yang mencerminkan iman dan takwa (imtak) dan kurang berhasil dalam menumbuhkan sikap beragama, baik intra maupun antar beragama. Menurutnya, pendidikan agama tetap diperlukan, namun harus dengan menggunakan orientasi baru, yakni dengan menekankan perspektif multikultulisme yang pada dasarnya menekankan adanya pengakuan dan penghormatan atas perbedaan-perbedaan yang memang tidak bisa dielakkan umat beragama manapun. Selain itu menurut Azra, yang harus dilakukan adalah memperbaiki metode pembelajaran yang berorientasi multikulturalisme dari penekanan yang terlalu kuat pada aspek kognitif kepada aspek afektif dan psikomotorik. Selain daripada itu juga peningkatan kualitas guru, baik dari sudut pemahaman atas keagamaannya sendiri maupun agama lain, sehingga mereka sendiri dapat memiliki perspektif multikulturalisme yang tepat.
3. Transformative Learning
Pemikiran mengenai terasformative learning digagas Azra untuk mengajak umat Muslim melakukan refleksi atas berbagai musibah yang tiada henti di bumi Indonesia. Azra sangat tidak setuju dengan penafsiran orang yang mengatakan bahwa bencana adalah kemurkaaan Allah. Sebaliknya, dia sangat yakin bahwa kasih sayang Allah jauh lebih besar dari kemurkaan-Nya. " Bagi saya yang sangat meyakini bahwa Allah itu Maha Pengasih (ar-Rahman) dan maha Penyayang (ar-Rahim), agak sulit memahami kalau ada kemurkaan Tuhan yang tiada putus-putus itu. Kasih sayang Allah itu jauh lebih besar, luas tiada bertepi, dari pada kemarahan dan kemurkaan-Nya. Pendidikan modern menurutnya, lebih berorientasi untuk mencapai progress khususnya dalam bidang ekonomi dan mengorbankan perspektif kosmologis tentang kesatuan manusia dan alam lingkungannya.[8]
Ia mengusulkan agar pendidikan transformatif kiranya perlu dijadikan pertimbangan untuk diterapkannya dalam proses pembelajaran. Pertama, pengujian dan perenungan misteri alam raya. Kedua, penanaman dan penguatan proses penguatan makna. Ketiga, penanaman dan pemberdayaan konsep tentang kesatuan dan integrasi alam dengan manusia. Keempat, kepercayaan tentang kapasitas manusia berpartisipasi dalam penciptaan dunia berkeadilan, kasih sayang, kepedulian, dan kegembiraan. Kelima, penanaman dan pemberdayaan cita ideal tentang masyarakat yang saling berkaitan dalam tradisi demokratis. Keenam, penanaman sikap tanggung jawab mengatasi ketidakadilan dan penindasan. [9]
4. Pendidikan Antikorupsi
Menurut Azra, pendidikan antikorupsi penting untuk segera dilaksanakan dalam pembaruan pendidikan di Indonesia, khususnya berkaitan denan pembuatan kurikulum yang dapat dijadikan langkah awal bagi sosialisasi bahayanya budaya korupsi di masyarakat. dalam penerapannya, Azra menyebutkan ada dua kemugkinan pendekatan dalam penerapan pendidikan antkorupsi ini, yaitu pendidikan antikorupsi menjadi mata kuliah tersendiri atau pendidikan antikorupsi ini diintegarsikan dengan mata kuliah yang sudah ada.[10]
Program antikorupsi ini mendapat dukungan dari Menteri Agama Republik Indonesia. Beliau berpendapat bahwa upaya pembrantasan korupsi harus mendapat dukungan dari Lembaga Pendidikan Agama. Lembaga Pendidikan Tinggi Islam seperti UIN/IAIN memiliki tanggung jawab yang tidak ringan di dalam menanamkan sikap dan tindakan antikorupsi kepada setiap peserta didiknya. Beliau sangat menyambut baik usaha yang ditempuh Center for the Study of Riligion and Culture (CSRC), UIN jakarta, yang menerbitkan buku ajar tentang pendidikan antikorupsi. Nantinya buku itu diharapkan bisa manjadi salah satu bahkan mata kuliah di lingkungan perguruan tinggi Islam.[11]
[1] Abudin Nata, Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT Raja Persada, 2003), 392-393
[2] Ratnaningsih, “Pemikiran Azyumardi Azra tentang Pembaharuan Pendidikan Islam Indonesia Abad 21 “ hal.54
[3] Azyumardi Azra, “ Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru (Jakrta: logos, 2000), 12.
[4] Azra, “ Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium, hal. 13.
[5] Republika, Resonansi,Kamis, 30 Desember 2004, hal. 12.
[6] Azyumardi Azra,” Pendidikan Kewargaan dan Demokrasi di Indonesia”, Makalah, 2005, hal. 6
[7] Azra, ,” Pendidikan Kewargaan dan Demokrasi di Indonesia”, hal. 5.
[8] Azra, ,” Transformative Learning”, hal12
[9] Azra, ,” Transformative Learning”, hal.12
[10] Pelita, “Rektor UIN Prof. Dr Azyumardi Azra MA; Segera Diluncurkan Buku Pendidikan Atikorupsi”, Sabtu, 2 September 2006, hal.7.
[11] Pelita, “Rektor UIN Prof. Dr Azyumardi Azra MA, hal.7.
Jumat, 28 Januari 2011
sejarah majapahit
mengusir Sriwijaya dari Jawa
secara keseluruhan pada
tahun 1290 , Singhasari
menjadi kerajaan paling kuat
di wilayah tersebut. Hal ini
menjadi perhatian Kubilai
Khan , penguasa Dinasti
Yuan di Tiongkok . Ia
mengirim utusan yang
bernama Meng Chi [9] ke
Singhasari yang menuntut
upeti . Kertanagara ,
penguasa kerajaan Singhasari
yang terakhir menolak
untuk membayar upeti dan
mempermalukan utusan
tersebut dengan merusak
wajahnya dan memotong
telinganya. [9] [10] Kublai
Khan marah dan lalu
memberangkatkan ekspedisi
besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu,Jayakatwang,adipati Kediri , sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja , Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya , menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik . Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit , yang namanya diambil dari buah maja , dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing. [11] [12] Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing. Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana . Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe , Sora , dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir ( Kuti ), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. [12] Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309. Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara , adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet , yang berarti "penjahat lemah". Pada tahun 1328 , Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk . Kejayaan Majapahit Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389 . Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada . Di bawah perintah Gajah Mada ( 1313-1364) , Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Pada tahun 1377 , beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang , [2] menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya . Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII- XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra , semenanjung Malaya , Borneo , Sulawesi , kepulauan Nusa Tenggara , Maluku , Papua , dan sebagian kepulauan Filipina [13] . Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah- daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja [14] . Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa , Kamboja , Siam , Birma bagian selatan, dan Vietnam , dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok . [14] [2] Jatuhnya Majapahit Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14 , kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara ( Perang Paregreg ) pada tahun 1405-1406 , antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada tahun 1450- an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468 [ 7] . Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi . Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041 , yaitu tahun 1400 Saka , atau 1478 Masehi . Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi , raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana [15] . Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara . Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 , pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam , yaitu Kesultanan Malaka , mulai muncul di bagian barat Nusantara [16] . Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis ( Tome Pires ), dan Italia ( Pigafetta ) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus , penguasa dari Kesultanan Demak , antara tahun 1518 dan 1521 M [15] .
Lebih lanjut tentang: Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
secara keseluruhan pada
tahun 1290 , Singhasari
menjadi kerajaan paling kuat
di wilayah tersebut. Hal ini
menjadi perhatian Kubilai
Khan , penguasa Dinasti
Yuan di Tiongkok . Ia
mengirim utusan yang
bernama Meng Chi [9] ke
Singhasari yang menuntut
upeti . Kertanagara ,
penguasa kerajaan Singhasari
yang terakhir menolak
untuk membayar upeti dan
mempermalukan utusan
tersebut dengan merusak
wajahnya dan memotong
telinganya. [9] [10] Kublai
Khan marah dan lalu
memberangkatkan ekspedisi
besar ke Jawa tahun 1293.
Ketika itu,Jayakatwang,adipati Kediri , sudah membunuh Kertanagara. Atas saran Aria Wiraraja , Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya , menantu Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik . Ia membuka hutan itu dan membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit , yang namanya diambil dari buah maja , dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada di teritori asing. [11] [12] Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau mereka harus terpaksa menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing. Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana . Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe , Sora , dan Nambi memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir ( Kuti ), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. [12] Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309. Anak dan penerus Wijaya, Jayanegara , adalah penguasa yang jahat dan amoral. Ia digelari Kala Gemet , yang berarti "penjahat lemah". Pada tahun 1328 , Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi pendeta wanita. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di daerah tersebut. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya, Hayam Wuruk . Kejayaan Majapahit Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389 . Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada . Di bawah perintah Gajah Mada ( 1313-1364) , Majapahit menguasai lebih banyak wilayah. Pada tahun 1377 , beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang , [2] menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya . Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII- XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra , semenanjung Malaya , Borneo , Sulawesi , kepulauan Nusa Tenggara , Maluku , Papua , dan sebagian kepulauan Filipina [13] . Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah- daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja [14] . Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa , Kamboja , Siam , Birma bagian selatan, dan Vietnam , dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok . [14] [2] Jatuhnya Majapahit Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14 , kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Tampaknya terjadi perang saudara ( Perang Paregreg ) pada tahun 1405-1406 , antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Demikian pula telah terjadi pergantian raja yang dipertengkarkan pada tahun 1450- an, dan pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun 1468 [ 7] . Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram atau candrasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi . Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041 , yaitu tahun 1400 Saka , atau 1478 Masehi . Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bre Kertabumi , raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana [15] . Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara . Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15 , pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam , yaitu Kesultanan Malaka , mulai muncul di bagian barat Nusantara [16] . Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis ( Tome Pires ), dan Italia ( Pigafetta ) mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus , penguasa dari Kesultanan Demak , antara tahun 1518 dan 1521 M [15] .
Lebih lanjut tentang: Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit
Langganan:
Postingan (Atom)